Jumat, 13 Desember 2013

Bimbingan Konseling Oleh Rahmah Wati



Bimbingan dan Konseling di PAUD


                       




Disusun Oleh :
Rahmah Wati 1205125072
Kelas : A sore





Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Mulawarman
2013/2014



Kata Pengantar

            Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbilalamin, Puji dan syukur saya ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang informasi observasi ke TK tentang  anak yang bermasalah di dalam kelas.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, Saya sampaikan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



Samainda,  5 Desember  2013


Penyusun



 Daftar Isi

Kata pengantar...............................................................................           ii
Daftar isi........................................................................................           iii
Bab I. Pendahuluan.......................................................................          
A.    Latar belakang...................................................................           1
B.     Rumusan masalah..............................................................           1
Bab II.  Dasar Teori.......................................................................           2
A.  Pengertian bimbingan dan konseling.................................           2
Bab III. Pembahasan.....................................................................           3
A. Program bimbingan dan konseling di lembaga PAUD......           3
B. Hasil Observasi..................................................................           4
Bab IV. Penutup............................................................................           5
A.    Kesimpulan........................................................................           5
B.     Saran..................................................................................          5


Bab I
Pendahuluan
A.      Latar Belakang
Setiap individu mempunyai keunikan masing-masing, mempunyai kemampuan dan karakteristiknya masing-masing. Mulai dari yang cepat memahami pelajaran, hingga yang lamban. Mulai dari siswa yang berprestasi, hingga anak yang sarat akan masalah.
Anak usia dini, dalam hal ini, hanya sebatas membantu dan mengarahkan
proses tumbuh kembang anak agar lebih terarah dan terpadu. Orientasi pokok pendidikan anak usia dini adalah: a) melatih kemampuan adaptasi belajar anak sejak awal; b) meningkatkan kemampuan komunikasi verbal; c) mengenalkan anak pada lingkungan dunia sekitar, seperti orang, benda, tumbuhan, dan hewan; serta d) memberikan dasar-dasar pembelajaran berikutnya, seperti mengingat, membaca, menulis dan berhitung sederhana.
Pendidikan anak usia dini, secara khusus bukan bertujuan untuk memberi anak pengetahuan kogniti (kecerdasan intelektual) sebanyak-banyaknya, tetapi mempersiapkan mental dan fisik anak untuk mengenal dunia sekitarnya secara lebih adaptive (bersahabat). Sifat pendidikannya lebih familiar (kekeluargaan), komunikatif (menyenangkan), dan yang paling utama adalah lebih persuasif (seruan/ajakan). Selama dalam proses pembelajaran tidak dikenal istilah-istilah pemaksaan, tekanan atau ancaman yang dapat mengganggu kejiwaan anak. Situasi dan kondisi seperti ini memang sengaja direkayasa dan diciptakan dengan tujuan agar anak mendapat ketenangan dalam belajar, serta mampu mengekspresikan dirinya secara lebih bertanggung jawab.
B.       Rumusan masalah
Pada observasi kali ini, memfokuskan pada siswa yang mengalami masalah didalam kelas.



Bab II
Dasar Teori
A.      Pengertian bimbingan dan konseling
Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah Guidance dalam bahasa Inggris. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan cara, prosedur dan bahan tertentu agar individu tersebut dapat mandiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat mengembangkan diri sebagai personal yang unik.
Konseling Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel dari bahasa latin counselium artinya “bersama” atau “bicara bersama”. “Berbicara bersama-sama adalah pembicaraan konselor (counselor) dengan seorang atau beberapa klien (counselor). Counselium berarti “people coming together to gain an understanding of problem that beset them were evident”
Adapun beberapa fungsi bimbingan konseling , antara lain:
a.   Pemahaman (Preventif)
b.    Pencegahan (Preventif)
c.    Pengetasan (Kuratif)
d.  Pemeliharan
e.  Pengembangan
            Tujuan Bimbingan Konseling, membantu individu untuk:
a.    Mengembangkan diri secara opttimal
b.    Sesuai tahap perkembangan dirinya
c.    Menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya
d.   Memiliki interpretasi-interpretasi
e.    Meiliki berbagai wawasan & pengetahuan
f.     Miliki pilihan, penyesuaian & keterampila
Tipe phaigmatic anak cenderung pendiam
sekalipun dalam keadaan sakit dia tidak banyak bicara anak tipe ini juga lebih banyak jadi pengamat dan bila mengerjakan sesuatu teuntas. Terhadap anak dengan temperamen seperti ini orang tua harus lebih proaktif untuk memancing bicara.




Bab III
Pembahasan
A.           Program bimbingan dan konseling di lembaga PAUD
Program bimbingan dan konseling di lembaga PAUD merupakan program bimbingan yang bermanfaat secara positif, tidak sekadar reaktif dan korektif. Terlebih lagi, jika program bimbingan ini bersifat kontinum berkelanjutan, dan terus-menerus, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi, bahkan sampai dimasyarakat. Tentu, hasilnya akan jauh lebih baik daripada bimbingan yang sifatnya eksidental semata.
Tetapi, penekanan bimbingan dan konseling dapat berubah-ubah, sesuai dengan kebutuhan anak didiknya atau sesuai dengan taraf perkembangannya. Atas dasar ini, maka bimbingan konseling di PAUD tidak boleh hanya terfokus pada tumbuh kembangnya anak secara normal dan kompetensi calistung semata, melainkan juga harus menemukan jati diri anak didik yang unik dan khas, sesuai dengan kepribadiannya.
Petualangan pencarian jati diri anak didik harus dimulai sejak dini atau dilembaga PAUD. Sebab, penemuan dan pemahaman akan dirinya sendiri akan sangat membantu mereka dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan baru yang akan dihadapi. Disamping itu, penemuan jati diri atau kepribadian anak didik dapat membantu mereka dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensinya.
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga PAUD tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara maksimal. Pandangan ini menitik beratkan pada bimbingan yang bersifat preventif, kesehatan mental, dan pengembangan diri daripada bimbingan yang menitik beratan pada psikoterapi maupun diagnosis terhadap perilaku bermasalah.
Terlebih lagi, ketika para psikolog telah menyadari betapa pentingnya melakukan identifikasi sejak dini terhadap perilaku bermasalah pada anak-anak. Dengan melakukan identifikasi ini, diharapkan anak-anak dimasa depan tidak lagi mengalami hambatan dalam belajarnya, terlebih lagi gangguan pada mentalnya.
Momen yang paling tepat untuk melakukan tindakan identifikasi ini adalah pada masa-masa awal usia dini atau di lembaga PAUD. Beberapa alasan berikut ini kiranya dapat memberi pemahaman kepada kita mengapa tindakan identifikasi untuk mencegah perilaku bermasalah paling tepat dilakukan pada masa usia dini atau PAUD.
B.       Hasil observasi
1.       Analisi
a.         Identitas Sekolah
Nama sekolah       : TK Cendrawasih
Alamat                 : Jln Biola                   
b.        Identitas Anak
Nama                    : Dhafin
Kelas                    : A1
Umur                    : 4 Tahun
2.        Sintensis
Anak saat di dalam kelas hanya terliha berdiam diri saat berkumpul bersama teman-temannya dan bundanya di dalam kelas saat pelajaran dimulai. Yang terlihat juga anak berdiam saat bernyanyi atau melakukan kegiatan awal bersama teman-temannya, tapi disini bunda selalu menjalin komunikasi terhadap anak dengan perlahan-lahan. Saat masuk pelajaran inti anak ini dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan selesai. Yang menojol pada anak ini yang terlihat anak jarang berbicara.
3.        Diagnosis
a.     Anak jarang diajak bicara secara langsung.
b.    Jarang diberikan reward pujian pada orang sekitarnya.
c.     Orang tua jarang menemani anak saat bermain.
4.        Prognosis
Langkah awal yang bisa kita lakukan adalah memberiakan perhatian pada anak tersebut. Disinilah peran orang tua penting pada anak karena anak disini pasti membutuhankan dukungan pada sekelilingannya terutama orang tua tentunya.
5.        Treatmens
a.       Memberikan perhatian secara langsung.
b.      Sering diajak berbicara atau berkomunikasi.
c.       Selalu diberikan reward pujian pada anak.
d.      Dukung anak selalu dengan memberikan perhatian dan motivasi.
e.       Gunakan kesabaran yang besar dalam menghadapi anak tersebut.
f.       Beri anak kesempatan untuk menjalain pertemanan atau bermain bersama teman-teman di usia grupnya atau diluar usia grupnya.
g.      Luangkan waktu untuk menemani anak bermain bersama.


Bab IV
Penutup
A.      Kesimpulan
Anak cenderung pendiam  sekalipun dalam keadaan sakit dia tidak banyak bicara anak tipe ini juga lebih banyak jadi pengamat dan bila mengerjakan sesuatu teuntas.
Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah Guidance dalam bahasa Inggris. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan cara, prosedur dan bahan tertentu agar individu tersebut dapat mandiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat mengembangkan diri sebagai personal yang unik.
Konseling Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel dari bahasa latin counselium artinya “bersama” atau “bicara bersama”. “Berbicara bersama-sama adalah pembicaraan konselor (counselor) dengan seorang atau beberapa klien (counselor).
B.       Saran
1.      Guru harus menjaling komunikasi antar anak muridnya agar dapat memahami anak dengan keseluruhan.
2.      Guru memberikan kelompok-kelompok pada anak saat pembelajaran inti agar anak bisa berkomunikasi dengan baik dengan teman-temanya.
3.      Orang tua    memberikan perhatian dan kesempatan-kesempatan yang sepadan, selaras sesuai dengan kebutuhannya anak.
4.      Khususnya bagi orang tua, terimalah kelemahan yang dimiliki anak dengan kesabaran, tanggung jawab untuk membimbingnya.
5.      Maafkan dan jangan dimaki, orang tua harus meberikan motivasi atau dorongan sebagai pemacu semangat mereka.
6.      Jangan sekali-kali memberi anak cap bodoh karena itu akan menjadi beban baginya.
7.      Selalu berprasangka baik terhadap anak.
8.      Dekatilah dan menjadi teman curhat setia bagi mereka.
9.      Guru harus menggunakanlah Metode Bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan anak.

0 komentar :

Posting Komentar

 

Bimbingan dan Konseling PAUD Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting