Bimbingan dan Konseling di PAUD
Disusun Oleh :
Rahmah
Wati 1205125072
Kelas : A sore
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan
Anak Usia Dini
Universitas
Mulawarman
2013/2014
Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbilalamin,
Puji dan syukur saya ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang
informasi observasi ke TK tentang anak yang bermasalah di dalam kelas.
Saya menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, Saya sampaikan
terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Samainda, 5 Desember
2013
Penyusun
Daftar Isi
Kata
pengantar............................................................................... ii
Daftar
isi........................................................................................ iii
Bab I.
Pendahuluan....................................................................... 1
A. Latar
belakang................................................................... 1
B. Rumusan
masalah.............................................................. 1
Bab
II. Dasar Teori....................................................................... 2
A. Pengertian
bimbingan dan konseling................................. 2
Bab
III. Pembahasan..................................................................... 3
A.
Program bimbingan dan
konseling di lembaga PAUD...... 3
B.
Hasil Observasi.................................................................. 4
Bab
IV. Penutup............................................................................ 5
A. Kesimpulan........................................................................ 5
B. Saran..................................................................................
5
Bab
I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Setiap individu mempunyai keunikan
masing-masing, mempunyai kemampuan dan karakteristiknya masing-masing. Mulai dari yang cepat memahami pelajaran, hingga yang
lamban. Mulai dari siswa yang berprestasi, hingga anak yang sarat akan masalah.
Anak
usia dini, dalam hal ini, hanya sebatas membantu dan mengarahkan
proses
tumbuh kembang anak agar lebih terarah dan terpadu. Orientasi pokok pendidikan
anak usia dini adalah: a) melatih kemampuan adaptasi belajar anak sejak awal;
b) meningkatkan kemampuan komunikasi verbal; c) mengenalkan anak pada
lingkungan dunia sekitar, seperti orang, benda, tumbuhan, dan hewan; serta d)
memberikan dasar-dasar pembelajaran berikutnya, seperti mengingat, membaca,
menulis dan berhitung sederhana.
Pendidikan anak usia dini, secara khusus bukan
bertujuan untuk memberi anak pengetahuan kogniti (kecerdasan intelektual)
sebanyak-banyaknya, tetapi mempersiapkan mental dan fisik anak untuk mengenal
dunia sekitarnya secara lebih adaptive (bersahabat). Sifat pendidikannya lebih
familiar (kekeluargaan), komunikatif (menyenangkan), dan yang paling utama
adalah lebih persuasif (seruan/ajakan). Selama dalam proses pembelajaran tidak
dikenal istilah-istilah pemaksaan, tekanan atau ancaman yang dapat mengganggu
kejiwaan anak. Situasi dan kondisi seperti ini memang sengaja direkayasa dan
diciptakan dengan tujuan agar anak mendapat ketenangan dalam belajar, serta
mampu mengekspresikan dirinya secara lebih bertanggung jawab.
B. Rumusan
masalah
Pada observasi kali ini,
memfokuskan pada siswa yang mengalami masalah didalam kelas.
Bab
II
Dasar
Teori
A. Pengertian
bimbingan dan konseling
Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah Guidance
dalam bahasa Inggris. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan cara, prosedur
dan bahan tertentu agar individu tersebut dapat mandiri, mampu memecahkan
masalah yang dihadapi dan dapat mengembangkan diri sebagai personal yang unik.
Konseling Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel dari bahasa
latin counselium artinya “bersama” atau “bicara bersama”. “Berbicara
bersama-sama adalah pembicaraan konselor (counselor) dengan seorang atau
beberapa klien (counselor). Counselium berarti “people coming together to gain
an understanding of problem that beset them were evident”
Adapun beberapa fungsi bimbingan konseling ,
antara lain:
a. Pemahaman
(Preventif)
b. Pencegahan (Preventif)
c. Pengetasan (Kuratif)
d. Pemeliharan
e. Pengembangan
Tujuan Bimbingan
Konseling, membantu individu untuk:
a. Mengembangkan diri secara opttimal
b. Sesuai tahap perkembangan dirinya
c. Menjadi insan yang berguna dalam
kehidupannya
d. Memiliki interpretasi-interpretasi
e. Meiliki berbagai wawasan &
pengetahuan
f. Miliki pilihan, penyesuaian &
keterampila
Tipe phaigmatic anak cenderung pendiam
sekalipun dalam keadaan sakit dia
tidak banyak bicara anak tipe ini juga lebih banyak jadi pengamat dan bila
mengerjakan sesuatu teuntas. Terhadap anak dengan temperamen seperti ini orang
tua harus lebih proaktif untuk memancing bicara.
Bab
III
Pembahasan
A.
Program bimbingan dan konseling di
lembaga PAUD
Program bimbingan dan konseling di lembaga PAUD merupakan
program bimbingan yang bermanfaat secara positif, tidak sekadar reaktif dan
korektif. Terlebih lagi, jika program bimbingan ini bersifat kontinum
berkelanjutan, dan terus-menerus, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi,
bahkan sampai dimasyarakat. Tentu, hasilnya akan jauh lebih baik daripada
bimbingan yang sifatnya eksidental semata.
Tetapi, penekanan bimbingan dan konseling dapat berubah-ubah,
sesuai dengan kebutuhan anak didiknya atau sesuai dengan taraf perkembangannya.
Atas dasar ini, maka bimbingan konseling di PAUD tidak boleh hanya terfokus
pada tumbuh kembangnya anak secara normal dan kompetensi calistung semata,
melainkan juga harus menemukan jati diri anak didik yang unik dan khas, sesuai
dengan kepribadiannya.
Petualangan pencarian jati diri anak didik harus dimulai
sejak dini atau dilembaga PAUD. Sebab, penemuan dan pemahaman akan dirinya
sendiri akan sangat membantu mereka dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan-lingkungan baru yang akan dihadapi. Disamping itu, penemuan jati
diri atau kepribadian anak didik dapat membantu mereka dalam mengembangkan
bakat, minat, dan potensinya.
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di
lembaga PAUD tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku
bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya
untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga tindakan
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara maksimal. Pandangan ini
menitik beratkan pada bimbingan yang bersifat preventif, kesehatan mental, dan
pengembangan diri daripada bimbingan yang menitik beratan pada psikoterapi
maupun diagnosis terhadap perilaku bermasalah.
Terlebih lagi, ketika para psikolog telah menyadari betapa
pentingnya melakukan identifikasi sejak dini terhadap perilaku bermasalah pada
anak-anak. Dengan melakukan identifikasi ini, diharapkan anak-anak dimasa depan
tidak lagi mengalami hambatan dalam belajarnya, terlebih lagi gangguan pada
mentalnya.
Momen yang paling tepat untuk melakukan tindakan identifikasi ini adalah pada masa-masa awal usia dini atau di lembaga PAUD. Beberapa alasan berikut ini kiranya dapat memberi pemahaman kepada kita mengapa tindakan identifikasi untuk mencegah perilaku bermasalah paling tepat dilakukan pada masa usia dini atau PAUD.
Momen yang paling tepat untuk melakukan tindakan identifikasi ini adalah pada masa-masa awal usia dini atau di lembaga PAUD. Beberapa alasan berikut ini kiranya dapat memberi pemahaman kepada kita mengapa tindakan identifikasi untuk mencegah perilaku bermasalah paling tepat dilakukan pada masa usia dini atau PAUD.
B.
Hasil observasi
1. Analisi
a.
Identitas Sekolah
Nama sekolah : TK
Cendrawasih
Alamat :
Jln Biola
b.
Identitas Anak
Nama
: Dhafin
Kelas : A1
Umur : 4 Tahun
2.
Sintensis
Anak saat di dalam kelas hanya terliha
berdiam diri saat berkumpul bersama teman-temannya dan bundanya di dalam kelas
saat pelajaran dimulai. Yang terlihat juga anak berdiam saat bernyanyi atau
melakukan kegiatan awal bersama teman-temannya, tapi disini bunda selalu
menjalin komunikasi terhadap anak dengan perlahan-lahan. Saat masuk pelajaran
inti anak ini dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan selesai. Yang menojol
pada anak ini yang terlihat anak jarang berbicara.
3.
Diagnosis
a.
Anak
jarang diajak bicara secara langsung.
b.
Jarang
diberikan reward pujian pada orang sekitarnya.
c.
Orang
tua jarang menemani anak saat bermain.
4.
Prognosis
Langkah awal yang bisa kita lakukan
adalah memberiakan perhatian pada anak tersebut. Disinilah peran orang tua
penting pada anak karena anak disini pasti membutuhankan dukungan pada
sekelilingannya terutama orang tua tentunya.
5.
Treatmens
a.
Memberikan
perhatian secara langsung.
b.
Sering
diajak berbicara atau berkomunikasi.
c.
Selalu
diberikan reward pujian pada anak.
d. Dukung anak selalu dengan memberikan
perhatian dan motivasi.
e. Gunakan kesabaran yang besar dalam
menghadapi anak tersebut.
f. Beri anak kesempatan untuk menjalain
pertemanan atau bermain bersama teman-teman di usia grupnya atau diluar usia
grupnya.
g. Luangkan waktu untuk menemani anak
bermain bersama.
Bab
IV
Penutup
A. Kesimpulan
Anak cenderung pendiam
sekalipun dalam keadaan sakit dia tidak banyak bicara anak tipe ini juga
lebih banyak jadi pengamat dan bila mengerjakan sesuatu teuntas.
Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah Guidance
dalam bahasa Inggris. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan cara, prosedur
dan bahan tertentu agar individu tersebut dapat mandiri, mampu memecahkan
masalah yang dihadapi dan dapat mengembangkan diri sebagai personal yang unik.
Konseling Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel dari
bahasa latin counselium artinya “bersama” atau “bicara bersama”. “Berbicara
bersama-sama adalah pembicaraan konselor (counselor) dengan seorang atau
beberapa klien (counselor).
B. Saran
1.
Guru
harus menjaling komunikasi antar anak muridnya agar dapat memahami anak dengan keseluruhan.
2.
Guru
memberikan kelompok-kelompok pada anak saat pembelajaran inti agar anak bisa
berkomunikasi dengan baik dengan teman-temanya.
3.
Orang
tua
memberikan perhatian dan
kesempatan-kesempatan yang sepadan, selaras sesuai dengan kebutuhannya anak.
4.
Khususnya bagi orang tua, terimalah kelemahan yang dimiliki
anak dengan kesabaran, tanggung jawab untuk membimbingnya.
5.
Maafkan dan jangan dimaki, orang tua harus meberikan
motivasi atau dorongan sebagai pemacu semangat mereka.
6.
Jangan sekali-kali memberi anak cap bodoh karena itu akan
menjadi beban baginya.
7.
Selalu berprasangka baik terhadap anak.
8.
Dekatilah dan menjadi teman curhat setia bagi mereka.
9.
Guru harus menggunakanlah Metode Bimbingan yang sesuai
dengan kebutuhan anak.
0 komentar :
Posting Komentar