Sabtu, 14 Desember 2013

Bimbingan dan Konseling Winda Yuliani



Tugas Hasil Observasi
Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini






Disusun Oleh :

Nama : Winda Yuliani
Nim : 1205125084


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Mulawarman
Samarinda
2013/2014


Kata Pengantar

            Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbilalamin, Puji dan syukur saya ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan materi tentang pengertian bimbingan konseling, pentingnya bimbingan konseling anak usia dini, pengertian anak nakal, pengendalian terhadap kenakalan anak dan beserta langkah-langkah dalam melakukan bimbingan dan konseling.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.




Samainda, 8 Desember 2013


Penulis
Daftar Isi


Kata pengantar...............................................................................           ii
Daftar isi........................................................................................           iii
Bab I. Pendahuluan.......................................................................           1
A.  Latar belakang...............................................................           1
B.  Rumusan masalah..........................................................           1
Bab II.  Dasar Teori.......................................................................     2
A.  Definisi Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini...........     2
B.  Pentingnya Bimbingan Konseling Anak Usia Dini............      2
C.  Pengertian Anak Nakal.................................................       3
D.  Pengendalian Terhadap Kenakalan Anka.....................         3
Bab III. Pembahasan.....................................................................       5
A. Langkah-Langah Bimbingan Dan Konseling................          5
   . 1. Analisis......................................................................      5
   . 2. Sintesis......................................................................       6
   . 3. Diagnosis...................................................................       7
   . 4. Prognoosis................................................................        7
   . 5. Treatment..................................................................        7
   . 6. Evaluasi.....................................................................        8
Bab IV. Penutup............................................................................         9
A.    Kesimpulan........................................................................           9
B.     Saran..................................................................................           9
Daftar Pustaka...............................................................................           10


BAB I
Pendahuluan

A.    Latar Belakang
Setiap manusia pada dasarnya memerlukan bimbingan sejak kecil untuk mempersiapkan masa dewasanya kelak supaya dapat diterima oleh lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu juga kepada para pelajar.
Seperti kita telah ketahui bahwa bimbingan merupakan proses tuntunan, arahan secara terencana dan terus menerus terhadap peserta didik untuk menuju kedewasan atau kematangan mampu memecahkan masalah-masalah/ problem yang dihadapi guna mencapai kesejahteraan hidupnya. Dengan melihat pengertian disamping bahwa tidak dapat kita kesampingkan bahwa kode etik juga penting bagi seorang pembimbing, sehingga konselor tidak akan berjalan seenaknya saja

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Definisi Bimbingan dan Konseling ?
2.      Apa Pengertian Anak Nakal ?
3.      Bagaimana Pengendalian Terhadap Anak Nakal ?
4.      Bagaimana Langkah-langkah bimbingan konseling







BAB II
Dasar Teori

A.    Definisi Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (psikologis) dari konselor kepada konseling baik secara langsung maupun tidak langsung, baik individual maupun kelompok untuk mengoptimalkan perkembangan individu. Sedangkan Konseling adalah sebuah proses bantuan profesional yang diberikan oleh konselor profesional kepada seorang konselinya.(Hartono, 2009:2)
Layanan konseling pada anak usia dini ini sangat berbeda dengan konseling pada anak remaja atau dewasa, pada konseling anak remaja maupun dewasa pemecahan masalah serta tanggung jawab terhadap pilihan ada pada tangan konseli itu sendiri. Namun pada anak usia dini yang notabene usia masih di bawah usia pendidikan dasar yakni 0-6 tahun proses berpikir secara logis atau nalar masih belum terbentuk. Selain itu, usia ini masih merupakan usia bermain sehingga rasa tanggung jawabnya masih dalam proses pembentukan. Dengan demikian, guru atau konselor masih memegang peranan penting dalam memecahkan masalah.

B.     Pentingnya Bimbingan Konseling Anak Usia Dini
BK selama ini terkesan hanya mengatasi siswa-siswa yang mempunyai masalah saja, padahal BK juga membantu tercapainya segala aspek perkembangan siswa. Baik aspek akademik, bakat dan minat, emosional, sosial dengan teman, penyesuaian diri di lingkungan yang baru, menemukan jati diri dan sebagainya, tentunya akan lebih baik jika diarahkan sejak dini agar tercapai segala aspek perkembangan siswa yang maksimal.
Dari semua itu disinilah perlunya guru Bimbingan dan Konseling (BK) pada anak usia dini dalam membantu mengidentifikasi permasalahan anak usia dini dan membantu tercapainya segala aspek perkembangan anak usia dini.
Lembaga ini juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan mental spiritual.
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling pada anak usia dini tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara maksimal.

C.    Pengertian Anak Nakal
Apa sebenarnya definisi anak nakal? Seorang anak yang dianggap nakal merupakan anak yang tidak mau menuruti perintah orang tua dan berlaku diluar kewajaran dalam konteks negatif.Sejatinya, kita tidak diperkenankan menyebut seorang anak sebagai anak nakal dan menganggapnya sebagai salah satu keburukan di dalam masyarakat.
Seorang anak yang berperilaku diluar kewajaran pasti ada sebabnya dan tidak mungkin ia melakukan hal tersebut jika keadaan di dalam keluarga atau lingkungan sepergaulannya berjalan dengan baik. Untuk itu, anda disarankan untuk mengetahui penyebab, dan mencari cara mengatasi anak yang berperilaku negatif daripada hanya mencela dirinya saja.

D.    Pengendalian Terhadap Kenakalan Anak

Dalam mengatasi kenakalan anak yang paling dominan mengendalikan adalah dari keluarga, karena merupakan lingkungan yang paling pertama ditemui seorang anak. Di dalam menghadapi kenakalan anak pihak orang tua kehendaknya dapat mengambil dua sikap bicara yaitu :
1.        Sikap/cara yang bersifat preventif
Yaitu perbuatan/tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk menjauhkan si anak dari pada perbuatan buruk atau dari lingkungan pergaulan yang buruk. Dalam hat sikap yang bersifat preventif, pihak orang tua dapat memberikan/mengadakan tindakan sebagai berikut :
·       menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak.
·       memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu.
·       pencurahan kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anak.
·       menjaga agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam satu ikatan keluarga.
Disamping keempat hal yang diatas maka hendaknya diadakan pula :
·       Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan berguna.
·       Penyaluran bakat si anak ke arab pekerjaan yang berguna dan produktif, supaya kepribadian dan kreatifitas anak terasah.
·       Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.
·       Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik-baiknya.

2.      Sikap/cara yang bersifat represif
Yaitu pihak orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kenakalan anak seperti menjadi anggota badan kesejahteraan keluarga dan anak, ikut serta dalam diskusi yang khusus mengenai masalah perlindungan anak-anak. Selain itu pihak orang tua terhadap anak yang bersangkutan dalam perkara kenakalan hendaknya mengambil sikap sebagai berikut :
·       Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah diperbuatnya sehingga menyebabkan anak terjerumus dalam kenakalan anak.
·       Memahami sepenuhnya akan latar belakang daripada masalah kenakalan yang menimpa anaknya.
·       Meminta bantuan para ahli (psikolog atau petugas sosial) di dalam mengawasi perkembangan kehidupan anak, apabila dipandang perlu.
·       Membuat catatan perkembangan pribadi anak sehari-hari

BAB III
Pembahasan

A.    Langkah-langkah Bimbingan dan Konseling
Dalam proses konseling akan ditempuh beberapa langkah yaitu: Analisis data, Sintesis, Diagnosis, Treatment dan Evaluasi. Berikut hasil observasi yang telah di lakukan :

1.      Analisis
a.    Nama Lengkap                        :  Muhammad Farsha
b.    Jenis Kelamin                          :  Laki-laki
c.     Agama                                    :  Islam
d.   Umur                                       :  4 tahun 11 bulan
e.    Anak Ke                                  : 1 Dari 2 Bersaudara
f.     Pendidikan                              :  TK Nurul Ilmi Tenggarong
g.    Tempat/Tgl Lahir                     :  Tenggarong, 24 Desember 2013
h.    Alamat Rumah                         Jln. Maduningrat RT. 16 No. 22
i.      Warga Negara                           Indonesia
j.      Keterangan Keluarga
1)        Ayah
Nama                                :  Muhammad Fahrizal
Agama                              :  Islam
Umur                                :  29 Tahun
Alamat                              :  Jln. Maduningrat RT. 16 No. 22

2)        Ibu
Nama                                :  Sherly Mega Sari
Agama                              :  Islam
Umur                                :  28 Tahun
Alamat                              :  Jln. Maduningrat RT. 16 No. 22

k.      Gambaran Tentang Anak  :
1)   Penampilan Fisik
Sesuai dengan hasil pengamatan terhadap anak, cara berbicara dengan guru cukup sopan namun terkadang dalam berbicara pada temannya terdengar lebih nyaring, perkembangan kesehatannya baik.

2)   Penampilan Pribadinya
Dilihat dari kesehariannya, anak duduk dan berteman dengan temannya yang bernama abil yang sering mengganggu teman disebelahnya dan terkadang tidak mau mengikuti perintah gurunya untuk tertib mengikuti pelajaran, Kemudian farsha pun mengikuti apa yang dilakukan temannya. Sering berpindah-pindah tempat, jika sudah selesai mengerjakan salah satu perintah guru ia sering mengganggu temannya yang belum selesai seperti mengambil pensil. Namun, jika ia duduk di samping gurunya ia akan jadi anak yang baik dan penurut. Dilihat dari lingkungannya, ayahnya sangat sibuk bekerja dikantor sedangkan ibunya yang membuka usaha dirumah pun jarang berkomunikasi dengan anaknya.

2.      Sintesis
Saat didalam kelas dalam proses belajar mengajar dimulai anak mau mengikuti berdoa dan bernyanyi bersama namun saat kegiatan inti dimulai anak sering berpindah-pindah tempat anak kurang dapat berteman dengan baik, sering menggangu teman di sebelahnya yaitu mengambil pensil atau menggangu teman sampai menangis, kurang dapat mengikuti pelajaran dengan baik, anak bergaul dengan anak yang nakal. Kemudian kurangnya komunikasi dengan orang tuanya menyebabkan anak tidak merasa diperhatikan atas apa yang ia lakukan baik tidak fokus dalam pelajaran maupun sering menggangu teman-temannya.

3.      Diagnosis
Dengan melihat uraian pada analisis data dan sintesis, maka penulis menyimpulkan bahwa masalah yang dialami si anak ini yang disebabkan oleh faktor antara lain yaitu :
a.       Kurangnya perhatian orang tua terhadap pergaulan anaknya
b.      Hanya ditegur biasa saja oleh gurunya saat didalam kelas sehingga ia tidak jera
c.       Tidak terlalu diperhatikan oleh guru didalam kelas
d.      Kurangnya komunikasi yang baik antara anak dengan temannya ataupun dengan gurunya
e.       Berteman dengan teman yang tidak baik menyebabkan tingkah lakunya pun menjadi seperti temannya.

4.      Prognosis
Langkah awal yang dapat dilakuan dengan menjauhkan anak pada temannya yang kurang baik yaitu memindahkan tempat duduknya dengan anak yang lain. Cara ini diharapkan agar anak mulai mengurangi sifat menggangu temannya.
Memberikan kepercayaan pada anak bahwa ia bias menyelesaikan tugas dengan baik apabila memperhatikan guru dalam menjelaskan.  Memberikan perhatian lebih atas apa yang anak lakukan misal memberi reward jika ia melakukakn sesuatu yang baik dan menegur jika ia berbuat salah.

5.      Treatment
a.       Jika anak pada saat dijauhkan dari temannya namun tetap berbuat tidak baik maka guru menemani anak sampai anak mulai mengurangi sifat-sifat buruknya.
b.      Mengajak anak untuk bekerja sama dalam hal bermain
c.       Memantau kegiatannya sehari-hari
d.      Mencoba membuat anak memahami apa yang dilakukannya itu tidak baik. Berikan mereka alasan dan logika.
e.       Tetap sabar dan memberi anak kepercayaan untuk melakukan sesuatu sendiri maupun bersama dengan temannya.
f.       Guru memberikan tugas kepada anak agar anak tersebut bisa mengembangkan atau merangsang kemampuan berpikirnya
g.      Ketika ia merasa tertekan dengan tugas yang diberikan, maka damping anak dalam mengerjakan tugas
h.      Guru memberikan motivasi kepada anak dengan cara memberikan pujian-pujian dan hadian agar anak tersebut semangan dalam belajar sehingga dia memperhatikan apa yang disampaikan guru.

6.      Evaluasi
Dilihat dari observasi selama beberapa minggu maka :
a.         Aspek Keberhasilan :
1)        Anak mulai mengurangi sifat menggangu temannya
2)        Anak mulai mau mengikuti pelajaran dengan baik

b.        Aspek Ketidakberhasilan
1)        Anak masih sering berpindah-pindah tempat
2)        Jika tidak ditemani gurunya, ia masih lambat dalam mengikuti pelajaran dan menyelesaikan tugas-tugasnya
3)        Karena merasa seringnya diperhatikan oleh gurunya, anak sering marah jika gurunya mulai memperhatikan yang lain.



7.   Komentar Kelompok :
a.       Rahmah Wati
Menurut saya anak tersebut masuk dalam tipe choleris, karena anak tersebur aktif didalam kelas yang bisa menggangu temannya saat pelajaran berlangsung tapi anak memilik bakat yang bisa memimpin temannya yang sudah jelas dijelaskan diatas.

b.      Siti Hasanah
Menurut saya anak tersebut termasuk dalam tipe choleris, yang sudah dijelaskan didalam analisis bahwa anak tersebut sangat aktif didalam kelas yang suka menggangu teman-temannya didalam kelas pada saat kegiatan belajar mengajar.

c.       Nurramadaniah
Menurut saya anak tipe ini termasuk dalam tipe choleris, karena tipe anak ini termasuk anak yang berbakat, pemimpin, aktif, kemauanya sangat kuat, tegas dan tidak mudah putus semangat.

d.      Nurhalinda Adiningsih
Menurut saya anak tipe choleris termasuk anak yang aktif dan tidak bisa diam pada saat didalam kelas sering mengganggu teman-temannya saat bermain maupun belajar ,terkadang sampai teman-temannya menangis dan  teman-temannya tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik,anak Seorang anak yang koleris, biasanya memiliki motivasi yang kuat dari dalam, istilahnya “ku tahu yang ku mau”. Jika ingin mengarahkan mereka, tunjukan keuntungan bagi anak jika mereka melakukan hal tersebut.

e.       Alvin Wildaani
Menurut saya itu tipe koloris, karena anak tersebut memiliki sifat yang tidak bisa diam, suka menggangu orang lain. Tipe anak seperti ini ceria dan tidak mudah merasa sedih.

f.       Noviana
Menurut saya anak ini termasuk dalam tipe choleric, anak yang sangat energik, nyaris tidak bisa diam serta punya kemauan yang cukup keras dan selalu aktif dalam kegiatannya, selalu bersikap tangguh. Sebaiknya anak seperti ini harus lebih banyak lagi memerlukan bimbingan oleh guru agar bisa lebih baik lagi.

g.      Winda Yuliani
Menurut saya anak ini termasuk tipe anak choleris. Karena dilihat dari kepribadiannya anak ini termasuk anak yang keras kepala, suka menggangu temannya dan suka bertengkar. Apabila memintanya untuk mengerjakan suatu tugas, berikan dengan jelas tujuannya tanpa bermaksud mengatur langkah-langkahnya step by step.


BAB IV
Penutup

A.    Kesimpulan
Seorang anak yang dianggap nakal merupakan anak yang tidak mau menuruti perintah orang tua dan berlaku diluar kewajaran dalam konteks negatif.Sejatinya, kita tidak diperkenankan menyebut seorang anak sebagai anak nakal dan menganggapnya sebagai salah satu keburukan di dalam masyarakat.
Dalammengatasi kenakalan anakyang paling dominan mengendalikan adalah dari keluarga, karena merupakan lingkungan yang paling pertama ditemui seorang anak.Di dalam menghadapi kenakalan anak pihak orang tua kehendaknya dapat mengambil dua sikap bicara yaituSikap/cara yang bersifat preventif dan sikap/cara yang bersifat represif.
Langkah awal yang dapat kita lakukan jika anak hanya berbuat tidak baik disekolah yaitu menjauhkan anak dari penyebab ia berperilau buruk dan mendampingi anak dalam mengatasi masalahnya.


B.     Saran

Berhentilah mengucapkan atau mencap anak tersebut anak nakal.Agar anak tidak berperilaku buruk hendaknya kita sebagai guru maupun orang tua mengawasi dan memperhatikan setiap kegiatan yang sedang dilakukan anak.Tegur anak secara perlahan, jangan dipuul atau dimarahi.
Beri ia kepercayaan untuk melakukan sesuatu.Tangkap basah saat ia berbuat baik, puji ia saat itu juga, atau dengan tulisan dengan secarik kertas.Katakan “saya percaya kamu pasti bisa memilih hal yang paling baik untuk diri mu sendiri dan bisa berubah’.

Daftar Pustaka

Anroaron, Cristianus. 2013. bimbingan dan konseling. http://christianusandroarinbk9a3.blogspot.com . Diakses pada tanggal 6-12-2013.
Haryanto. 2012. Kenakalan Anak, Cara Mengatasi Kenakalan Anak. http://belajarpsikologi.com/kenakalan-anak-cara-mengatasi-kenakalan-anak/. Diakses Pada tanggal 5-12-2013
Tegaranti, Ayu. 2013. Konseing Anak Usia Dini. http://ayutegaranti.blogspot.com. Diakses pada tanggal 6-12-2013.





                              


0 komentar :

Posting Komentar

 

Bimbingan dan Konseling PAUD Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting