Tugas Hasil
Observasi
Bimbingan
dan Konseling Anak Usia Dini
Disusun
Oleh :
Nama
: Winda Yuliani
Nim
: 1205125084
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Mulawarman
Samarinda
2013/2014
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbilalamin, Puji dan
syukur saya ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan materi tentang
pengertian bimbingan konseling, pentingnya bimbingan konseling anak usia dini,
pengertian anak nakal, pengendalian terhadap kenakalan anak dan beserta
langkah-langkah dalam melakukan bimbingan dan konseling.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari
awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
Samainda,
8 Desember 2013
Penulis
Daftar Isi
Kata
pengantar............................................................................... ii
Daftar
isi........................................................................................ iii
Bab
I. Pendahuluan....................................................................... 1
A.
Latar belakang............................................................... 1
B.
Rumusan masalah.......................................................... 1
Bab
II. Dasar Teori....................................................................... 2
A.
Definisi Bimbingan dan Konseling Anak
Usia Dini........... 2
B.
Pentingnya Bimbingan Konseling Anak Usia
Dini............ 2
C.
Pengertian Anak Nakal................................................. 3
D.
Pengendalian Terhadap Kenakalan Anka..................... 3
Bab
III. Pembahasan..................................................................... 5
A.
Langkah-Langah Bimbingan Dan Konseling................ 5
. 1.
Analisis...................................................................... 5
. 2.
Sintesis...................................................................... 6
. 3.
Diagnosis................................................................... 7
. 4.
Prognoosis................................................................ 7
. 5.
Treatment.................................................................. 7
. 6.
Evaluasi..................................................................... 8
Bab
IV. Penutup............................................................................ 9
A.
Kesimpulan........................................................................ 9
B.
Saran.................................................................................. 9
Daftar
Pustaka............................................................................... 10
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Setiap manusia pada dasarnya
memerlukan bimbingan sejak kecil untuk mempersiapkan masa dewasanya kelak supaya
dapat diterima oleh lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat dengan bimbingan
yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu juga kepada para pelajar.
Seperti kita telah ketahui bahwa
bimbingan merupakan proses tuntunan, arahan secara terencana dan terus menerus
terhadap peserta didik untuk menuju kedewasan atau kematangan mampu memecahkan
masalah-masalah/ problem yang dihadapi guna mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dengan melihat pengertian disamping bahwa tidak dapat kita kesampingkan bahwa
kode etik juga penting bagi seorang pembimbing, sehingga konselor tidak akan
berjalan seenaknya saja
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
Definisi Bimbingan dan Konseling ?
2.
Apa
Pengertian Anak Nakal ?
3.
Bagaimana
Pengendalian Terhadap Anak Nakal ?
4.
Bagaimana
Langkah-langkah bimbingan konseling
BAB II
Dasar Teori
A.
Definisi
Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini
Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan (psikologis) dari konselor kepada konseling
baik secara langsung maupun tidak langsung, baik individual maupun kelompok
untuk mengoptimalkan perkembangan individu. Sedangkan Konseling adalah sebuah
proses bantuan profesional yang diberikan oleh konselor profesional kepada
seorang konselinya.(Hartono, 2009:2)
Layanan
konseling pada anak usia dini ini sangat berbeda dengan konseling pada anak
remaja atau dewasa, pada konseling anak remaja maupun dewasa pemecahan masalah
serta tanggung jawab terhadap pilihan ada pada tangan konseli itu sendiri.
Namun pada anak usia dini yang notabene usia masih di bawah usia pendidikan
dasar yakni 0-6 tahun proses berpikir secara logis atau nalar masih belum
terbentuk. Selain itu, usia ini masih merupakan usia bermain sehingga rasa
tanggung jawabnya masih dalam proses pembentukan. Dengan demikian, guru atau
konselor masih memegang peranan penting dalam memecahkan masalah.
B. Pentingnya
Bimbingan Konseling Anak Usia Dini
BK selama ini terkesan hanya mengatasi siswa-siswa yang
mempunyai masalah saja, padahal BK juga membantu tercapainya segala aspek
perkembangan siswa. Baik aspek akademik, bakat dan minat, emosional, sosial
dengan teman, penyesuaian diri di lingkungan yang baru, menemukan jati diri dan
sebagainya, tentunya akan lebih baik jika diarahkan sejak dini agar tercapai
segala aspek perkembangan siswa yang maksimal.
Dari semua itu disinilah perlunya guru Bimbingan dan
Konseling (BK) pada
anak usia dini dalam membantu mengidentifikasi permasalahan anak usia dini dan
membantu tercapainya segala aspek perkembangan anak usia dini.
Lembaga ini juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan mental spiritual.
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling pada anak usia dini tidak
hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan
juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku
bermasalah pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembangnya anak secara maksimal.
C.
Pengertian
Anak Nakal
Apa
sebenarnya definisi anak nakal?
Seorang anak yang dianggap nakal merupakan anak yang tidak mau menuruti perintah
orang tua dan berlaku diluar kewajaran dalam konteks negatif.Sejatinya, kita
tidak diperkenankan menyebut seorang anak sebagai anak nakal dan menganggapnya
sebagai salah satu keburukan di dalam masyarakat.
Seorang
anak yang berperilaku diluar kewajaran
pasti ada sebabnya dan tidak mungkin ia melakukan hal tersebut jika keadaan di
dalam keluarga atau lingkungan sepergaulannya berjalan dengan baik. Untuk itu,
anda disarankan untuk mengetahui penyebab, dan mencari cara mengatasi anak yang
berperilaku negatif daripada hanya mencela dirinya saja.
D. Pengendalian Terhadap Kenakalan Anak
Dalam mengatasi kenakalan anak yang paling dominan mengendalikan
adalah dari keluarga, karena merupakan lingkungan yang paling pertama ditemui
seorang anak. Di dalam menghadapi kenakalan anak pihak
orang tua kehendaknya dapat mengambil dua sikap bicara yaitu :
1.
Sikap/cara yang bersifat
preventif
Yaitu
perbuatan/tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk menjauhkan si
anak dari pada perbuatan buruk atau dari lingkungan pergaulan yang buruk. Dalam
hat sikap yang bersifat preventif, pihak orang tua dapat memberikan/mengadakan
tindakan sebagai berikut :
·
menanamkan rasa disiplin dari ayah
terhadap anak.
·
memberikan pengawasan dan perlindungan
terhadap anak oleh ibu.
·
pencurahan kasih sayang dari kedua orang
tua terhadap anak.
·
menjaga agar tetap terdapat suatu
hubungan yang bersifat intim dalam satu ikatan keluarga.
Disamping keempat
hal yang diatas maka hendaknya diadakan pula :
·
Penyaluran bakat si anak ke arab
pekerjaan yang berguna dan produktif, supaya kepribadian dan kreatifitas anak
terasah.
·
Rekreasi yang sehat sesuai dengan
kebutuhan jiwa anak.
·
Pengawasan atas lingkungan pergaulan
anak sebaik-baiknya.
2. Sikap/cara yang bersifat represif
Yaitu pihak orang
tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan sosial yang bertujuan
untuk menanggulangi masalah kenakalan anak seperti menjadi anggota badan
kesejahteraan keluarga dan anak, ikut serta dalam diskusi yang khusus mengenai
masalah perlindungan anak-anak. Selain itu pihak orang tua terhadap anak yang
bersangkutan dalam perkara kenakalan hendaknya mengambil sikap sebagai berikut
:
·
Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah
diperbuatnya sehingga menyebabkan anak terjerumus dalam kenakalan anak.
·
Memahami sepenuhnya akan latar belakang
daripada masalah kenakalan yang menimpa anaknya.
·
Meminta bantuan para ahli (psikolog atau
petugas sosial) di dalam mengawasi perkembangan kehidupan anak, apabila dipandang perlu.
·
Membuat catatan perkembangan pribadi
anak sehari-hari
BAB III
Pembahasan
A.
Langkah-langkah Bimbingan dan Konseling
Dalam proses konseling akan ditempuh
beberapa langkah yaitu: Analisis data, Sintesis, Diagnosis,
Treatment dan Evaluasi. Berikut hasil observasi yang telah di lakukan :
1. Analisis
a.
Nama Lengkap : Muhammad Farsha
b.
Jenis Kelamin : Laki-laki
c.
Agama
: Islam
d.
Umur
: 4 tahun 11 bulan
e.
Anak Ke : 1 Dari 2 Bersaudara
f.
Pendidikan
: TK Nurul Ilmi Tenggarong
g.
Tempat/Tgl Lahir
:
Tenggarong, 24 Desember 2013
h.
Alamat Rumah
: Jln. Maduningrat RT. 16 No. 22
i.
Warga Negara
: Indonesia
j.
Keterangan Keluarga
1)
Ayah
Nama
:
Muhammad Fahrizal
Agama
: Islam
Umur
: 29 Tahun
Alamat
: Jln. Maduningrat RT. 16 No. 22
2)
Ibu
Nama
: Sherly Mega Sari
Agama
: Islam
Umur
: 28 Tahun
Alamat
: Jln.
Maduningrat RT. 16 No. 22
k.
Gambaran Tentang Anak :
1)
Penampilan Fisik
Sesuai
dengan hasil pengamatan terhadap anak, cara berbicara dengan guru cukup sopan
namun terkadang dalam berbicara pada temannya terdengar lebih nyaring,
perkembangan kesehatannya baik.
2)
Penampilan Pribadinya
Dilihat
dari kesehariannya, anak duduk dan berteman dengan temannya yang bernama abil
yang sering mengganggu teman disebelahnya dan terkadang tidak mau mengikuti
perintah gurunya untuk tertib mengikuti pelajaran, Kemudian farsha pun
mengikuti apa yang dilakukan temannya. Sering berpindah-pindah tempat, jika
sudah selesai mengerjakan salah satu perintah guru ia sering mengganggu
temannya yang belum selesai seperti mengambil pensil. Namun, jika ia duduk di
samping gurunya ia akan jadi anak yang baik dan penurut. Dilihat dari
lingkungannya, ayahnya sangat sibuk bekerja dikantor sedangkan ibunya yang
membuka usaha dirumah pun jarang berkomunikasi dengan anaknya.
2. Sintesis
Saat didalam kelas dalam proses belajar
mengajar dimulai anak mau mengikuti berdoa dan bernyanyi bersama namun saat
kegiatan inti dimulai anak sering berpindah-pindah tempat anak kurang dapat
berteman dengan baik, sering menggangu teman di sebelahnya yaitu mengambil
pensil atau menggangu teman sampai menangis, kurang dapat mengikuti pelajaran
dengan baik, anak bergaul dengan anak yang nakal. Kemudian kurangnya komunikasi
dengan orang tuanya menyebabkan anak tidak merasa diperhatikan atas apa yang ia
lakukan baik tidak fokus dalam pelajaran maupun sering menggangu
teman-temannya.
3. Diagnosis
Dengan melihat uraian pada analisis data
dan sintesis, maka penulis menyimpulkan bahwa masalah yang dialami si anak ini
yang disebabkan oleh faktor antara lain yaitu :
a.
Kurangnya perhatian orang tua terhadap
pergaulan anaknya
b.
Hanya ditegur biasa saja oleh gurunya
saat didalam kelas sehingga ia tidak jera
c.
Tidak terlalu diperhatikan oleh guru
didalam kelas
d.
Kurangnya komunikasi yang baik antara
anak dengan temannya ataupun dengan gurunya
e.
Berteman dengan teman yang tidak baik
menyebabkan tingkah lakunya pun menjadi seperti temannya.
4. Prognosis
Langkah awal yang dapat dilakuan dengan
menjauhkan anak pada temannya yang kurang baik yaitu memindahkan tempat
duduknya dengan anak yang lain. Cara ini diharapkan agar anak mulai mengurangi
sifat menggangu temannya.
Memberikan kepercayaan
pada anak bahwa ia bias menyelesaikan tugas dengan baik apabila memperhatikan
guru dalam menjelaskan. Memberikan perhatian lebih atas apa yang
anak lakukan misal memberi reward jika ia melakukakn sesuatu yang baik dan
menegur jika ia berbuat salah.
5. Treatment
a.
Jika anak pada saat dijauhkan dari
temannya namun tetap berbuat tidak baik maka guru menemani anak sampai anak
mulai mengurangi sifat-sifat buruknya.
b.
Mengajak anak untuk bekerja sama dalam
hal bermain
c.
Memantau kegiatannya sehari-hari
d.
Mencoba membuat anak memahami apa yang
dilakukannya itu tidak baik. Berikan mereka alasan dan logika.
e.
Tetap sabar dan memberi anak kepercayaan
untuk melakukan sesuatu sendiri maupun bersama dengan temannya.
f.
Guru
memberikan tugas kepada anak agar anak tersebut bisa mengembangkan atau
merangsang kemampuan berpikirnya
g.
Ketika ia merasa tertekan dengan tugas
yang diberikan, maka damping anak dalam mengerjakan tugas
h. Guru memberikan motivasi kepada anak
dengan cara memberikan pujian-pujian dan hadian agar anak tersebut semangan
dalam belajar sehingga dia memperhatikan apa yang disampaikan guru.
6. Evaluasi
Dilihat
dari observasi selama beberapa minggu maka :
a.
Aspek Keberhasilan :
1)
Anak mulai mengurangi sifat menggangu
temannya
2)
Anak mulai mau mengikuti pelajaran
dengan baik
b.
Aspek Ketidakberhasilan
1)
Anak masih sering berpindah-pindah
tempat
2)
Jika tidak ditemani gurunya, ia masih
lambat dalam mengikuti pelajaran dan menyelesaikan tugas-tugasnya
3)
Karena merasa seringnya diperhatikan
oleh gurunya, anak sering marah jika gurunya mulai memperhatikan yang lain.
7. Komentar
Kelompok :
a. Rahmah
Wati
Menurut saya anak tersebut masuk
dalam tipe choleris, karena anak tersebur aktif didalam kelas yang bisa
menggangu temannya saat pelajaran berlangsung tapi anak memilik bakat yang bisa
memimpin temannya yang sudah jelas dijelaskan diatas.
b. Siti
Hasanah
Menurut saya anak tersebut termasuk
dalam tipe choleris, yang sudah dijelaskan didalam analisis bahwa anak tersebut
sangat aktif didalam kelas yang suka menggangu teman-temannya didalam kelas
pada saat kegiatan belajar mengajar.
c. Nurramadaniah
Menurut saya anak tipe ini termasuk
dalam tipe choleris, karena tipe anak ini termasuk anak yang berbakat,
pemimpin, aktif, kemauanya sangat kuat, tegas dan tidak mudah putus semangat.
d. Nurhalinda
Adiningsih
Menurut saya anak tipe choleris
termasuk anak yang aktif dan tidak bisa diam pada saat didalam kelas sering
mengganggu teman-temannya saat bermain maupun belajar ,terkadang sampai
teman-temannya menangis dan teman-temannya
tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik,anak Seorang anak yang koleris,
biasanya memiliki motivasi yang kuat dari dalam, istilahnya “ku tahu yang ku
mau”. Jika ingin mengarahkan mereka, tunjukan keuntungan bagi anak jika mereka
melakukan hal tersebut.
e. Alvin
Wildaani
Menurut saya itu tipe koloris,
karena anak tersebut memiliki sifat yang tidak bisa diam, suka menggangu orang
lain. Tipe anak seperti ini ceria dan tidak mudah merasa sedih.
f. Noviana
Menurut saya anak ini termasuk
dalam tipe choleric, anak yang sangat energik, nyaris tidak bisa diam serta
punya kemauan yang cukup keras dan selalu aktif dalam kegiatannya, selalu
bersikap tangguh. Sebaiknya anak seperti ini harus lebih banyak lagi memerlukan
bimbingan oleh guru agar bisa lebih baik lagi.
g. Winda
Yuliani
Menurut saya anak ini termasuk tipe
anak choleris. Karena dilihat dari kepribadiannya anak ini termasuk anak yang
keras kepala, suka menggangu temannya dan suka bertengkar. Apabila memintanya
untuk mengerjakan suatu tugas, berikan dengan jelas tujuannya tanpa bermaksud
mengatur langkah-langkahnya step by step.
BAB IV
Penutup
A.
Kesimpulan
Seorang anak
yang dianggap nakal merupakan anak yang tidak mau menuruti perintah orang tua
dan berlaku diluar kewajaran dalam konteks negatif.Sejatinya, kita tidak
diperkenankan menyebut seorang anak sebagai anak nakal dan menganggapnya
sebagai salah satu keburukan di dalam masyarakat.
Dalammengatasi kenakalan anakyang
paling dominan mengendalikan adalah dari keluarga, karena merupakan lingkungan
yang paling pertama ditemui seorang anak.Di dalam menghadapi kenakalan anak pihak orang tua kehendaknya dapat
mengambil dua sikap bicara yaituSikap/cara yang bersifat preventif dan sikap/cara yang bersifat represif.
Langkah awal yang dapat kita lakukan jika anak hanya berbuat tidak baik
disekolah yaitu menjauhkan anak dari penyebab ia berperilau buruk dan
mendampingi anak dalam mengatasi masalahnya.
B. Saran
Berhentilah
mengucapkan atau mencap anak tersebut anak nakal.Agar anak tidak berperilaku
buruk hendaknya kita sebagai guru maupun orang tua mengawasi dan memperhatikan
setiap kegiatan yang sedang dilakukan anak.Tegur anak secara perlahan, jangan
dipuul atau dimarahi.
Beri ia kepercayaan untuk melakukan sesuatu.Tangkap basah
saat ia berbuat baik, puji ia saat itu juga, atau dengan tulisan dengan secarik
kertas.Katakan “saya percaya kamu pasti bisa memilih hal yang paling baik untuk
diri mu sendiri dan bisa berubah’.
Daftar Pustaka
Anroaron,
Cristianus. 2013. bimbingan dan konseling.
http://christianusandroarinbk9a3.blogspot.com .
Diakses pada tanggal 6-12-2013.
Haryanto. 2012. Kenakalan Anak, Cara Mengatasi Kenakalan Anak. http://belajarpsikologi.com/kenakalan-anak-cara-mengatasi-kenakalan-anak/.
Diakses Pada tanggal 5-12-2013
Tegaranti, Ayu. 2013. Konseing Anak Usia Dini. http://ayutegaranti.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 6-12-2013.
Tips Anak. http://tipsanak.com/1762/definisi-anak-nakal-dan-beragam-penyebabnya/.
Diakses pada tanggal 6-12-2013.
0 komentar :
Posting Komentar