Jumat, 13 Desember 2013

Bimbingan dan Konseling Siti Hasanah





TUGAS HASIL OBSERVASI
 (ANAK PEMALU)
Dosen Pembina
Rahman, S.Pd





Di susun Oleh
Siti Hasanah 1205125071

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013






KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas observasi ini.dimana tugas ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling di PAUD. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas observasi ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...

Samarinda, 5 Desember  2013
























BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Perasaan malu adalah perasaan gelisah yang dialami seseorang terhadap pandangan  Pada umumnya sejak lahir manusia telah memiliki sedikit perasaan malu, namun bila perasaan itu telah berubah menjadi semacam rasa takut yang berlebihan, maka hal itu akan menjadi suatu fobia, yaitu takut mengalami tekanan dari orang lain atau takut menghadapi masyarakat.
Guru tidak mudah mengetahui apakah muridnya seorang pemalu, sebab pada umumnya mereka tidak suka berbuat kegaduhan atau masalah. Sifat pemalu dapat menjadi masalah yang cukup serius sebab akan menghambat kehidupan anak, misalnya dalam pergaulan, pertumbuhan harga diri, belajar, dan penyesuaian diri. Umumnya ciri anak pemalu ialah terlalu sensitif, ragu-ragu, terisolir, murung, dan juga sulit bergaul. Jadi mereka perlu diberi bantuan.

B.     RUMUSAN MASALAH
           Bagaimana cara mengatasi/menangani anak pemalu






BAB II
DASAR TEORI
Berdasarkan pendapat dari para ahli mengidentifikasikan bahwa pemalu adalah suatu sifat bawaan atau karakter yang terberi sejak lahir. Ahli lain mengatakan bahwa pemalu adalah perilaku yang merupakan hasil belajar atau respond terhadap suatu kondisi tertentu. Secara erminolog, penulis menjabarkan pemalu sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang dimana orang tersebut sangat peduli dengan penilaian orang lain terhadap dirinya dan merasa cemas karena penilaian ermin tersebut, sehingga cenderung untuk menarik diri.
Hariansyah (2007), dalam Supriyo (2008: 32) menyatakan bahwa pemalu adalah perilaku yang merupakan hasil belajar atau respon terhadap suatu kondisi tertentu.
Swallow (2007) dalam Supriyo (2008:32) mendefinisikan sifat pemalu sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang dimana orang tersebut sangat peduli dengan penilaian orang lain terhadap dirinya dan merasa takut atau cemas karena penialain tersebut, sehingga cenderung untuk menarik diri.
Supriyo (2008: 32) menyebutkan bahwa pemalu adalah rasa tidak nyaman, cemas atau takut di dalam setiap kegiatan ermin khususnya karena mereka tidak memahami lingkungannya.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, erminology malu adalah merasa sangat tidak senang, rendah, hina dan sebagainya karena berbuat sesuatu yang kurang baik, bercacat






BAB III
PEMBAHASAN
A.    Analisi Identitas Anak
1.      Nama                                                                     : Zahirah Putri Hendrawan
2.      Jenis Kelamin                                                        : Perempuan
3.      TK                                                                         : TRI ASIH  2
4.      Kelompok                                                             : B
5.      Tempat/Tanggal lahir                                            : Balikpapan, 12 Agustus 2008
6.      Agama                                                                   : Islam
7.      Anak ke                                                                 : 2 dari 2 bersaudara
8.      Alamat sekolah                                                     : Perum Graha Indah PGRI blok U

B.     Identitas Orangtua
A.Bapak
1.      Nama                                                                     : Agus Hendrawan
2.      Pekerjaan                                                               : Manager
3.      Pendidikan                                                            : S1
4.      Alamat                                                                  : Perum Graha Indah PGRI blok Y
B.IBU
1.      Nama                                                                     : Mujiati
2.      Pekerjaan                                                               : Ibu Rumah Tangga
3.      Pendidikan                                                            : S1
4.      Alamat                                                                  : Perum Graha Indah PGRI blok Y





C.     Sintesis

Berdasarkan hasil analisi diatas, Zahirah merupakan anak yang pemalu,karena semasa kecilnya zahira tidak pernah diajak oleh orang tuanya untuk mengenal lingkungan sekitar tempat tinggalnya, bahkan zahira lebih banyak menghabiskan waktunya didalam rumah bersama orang tuanya. Sehingga saat ini setiap ada orang yang mencoba untuk mendekatinya zahira lagsung masuk ke dalam rumah, bahkan jika diajak main pun zahira tidak meresponya dan lagsung masuk kedalam kamarnya dan bermain sendiri. disekolah pun zahira lebih suka main didalam kelas dibanding bermain bersama temen-temanya. Karena zahira merasa minder dan kurang percaya diri jika bermain bersama temen-temanya.karena dari awal orang tuanya tidak membiasakan anaknya untuk mengenal lingkungan sekitar dan tidak membiarkan anaknya untuk bermain bersama temen-temen sebayanya.
















D.    Diagnosis
      Beberapa hal yang menyebabkan anak pemalu :
1.Karakter Bawaaan
Sebagian pendapat mengatakan bahwa sifat pemalu adalah karakter bawaan sejak lahir. Hal ini terlihat misalnya saja seorang bayi yang ramah banyak tersenyum ketika berinteraksi dengan orang lain yang baru dikenal. Sedangkan bayi lain ada yang langsung menangis ketika bertemu atau akan digendong oleh orang yang baru dikenal.
2. Pengaruh Kondisi Tertentu
Pendapat lain juga banyak yang mengatakan sifat pemalu adalah respon yang didapat sebagai akibat adanya suatu kondisi tertentu. Misalnya saja karena pola asuh yang keliru, lingkungan sosial yang tidak nyaman bagi anak untuk berinteraksi, anak pernah mendapat pengalaman buruk dan lain sebagainya.
3. Pola asuh awal yang keliru
Rasa malu kemungkinan bisa terjadi karena pola pengasuhan awal yang salah ketika anak masih bayi terutama di dua tahun usia pertamanya. Hal ini karena otak bayi saat itu berkembang dengan sangat cepat dan ini adalah saat bayi mengembangkan pola mengasosiasikan sesuatu.
Misalnya bayi yang sering berada dalam gendongan, atau orang tua yang segera berlari memeluk anak saat bayi menangis. Bayi yang diperlakukan seperti ini akan menjadi bayi manja dan merasa dicintai. Perasaan dicintai tentu saja baik bagi anak, tapi apabila diberikan dengan cara berlebihan seperti memperlakukan anak sebagai raja yang selalu dilayani setiap saat, menanggapi dengan cepat setiap tangisannya dan banyak memberikan pujian yang berlebihan juga tidak terlalu baik.
Anak yang selalu dimanja saat sendirian tanpa orang tua akan merasa kehilangan pegangan dan tidak mengetahui apa yang harus dilakukan. Sementara anak yang sejak bayi tidak selalu dimanja tidak merasa takut, mampu mengatasi rasa kesendirian dan tetap mampu menampilkan kemampuan dirinya dengan penuh

E.     Progmosis
1.      Jangan mengolok-olok atau memperbincangkan sifat pemalu anak. Contohnya dengan mengatakan “kamu sih pemalu”
2.      Pahami kesukaan dan potensi anak, lalu doronglah ia untuk berani melakukan hal-hal tertentu, lewat media hobi dan potensi diri. Misalnya, anak suka main mobil-mobilan, ketika berada di toko, anak bisa didorong untuk mengatakan kepada pelayan bahwa ia mencari mobil yang diinginkan.
3.      Secara rutin ajak anak berkunjung ke rumah teman, tetangga atau kerabat dan bermain di sana. Kunjungan sebaiknya dilakukan pada teman-teman yang berbeda. Selain secara rutin berkunjung, juga sebaiknya mengundang anak-anak tetangga atau teman-teman sekolah untuk bermain di rumah.
4.      Lakukan role-playing bersama anak. Misalnya seperti pada contoh no. 2 di atas, anak belum tentu berani bicara pada pelayan toko sekalipun didampingi. Maka, ketika berada di rumah, orangtua dan anak bisa bermain peran seolah-olah sedang berada di toko dan anak pura-pura bicara dengan pelayan. Role-playing dapat dilakukan pada contoh-contoh yang lain.
5.      Orang tua harus jadi contoh bagi anak. Misalnya, jangan hanya mendorong anak untuk percaya diri, tetapi juga jadilah model dari perilaku yang percaya diri. Anak biasanya mengamati dan belajar dari perilaku orangtuanya sendiri.
6.      Apapun usaha yang dilakukan, sebaiknya orangtua tetap mendampingi dan tidak langsung melepaskan anak seorang diri. Misalnya ketika diminta bicara pada pelayan toko, orangtua berada di samping anak, atau ketika mengajak main ke rumah temannya, orangtua tetap berada di rumah temannya itu. Anak bisa dibiarkan melakukan seorang diri, jika dilihat rasa percaya dirinya sudah berkembang.





F.      Penanganan anak pemalu
1.      Gunakan kontak mata.
Saat bicara dengan anak, biasakan untuk selalu menggunakan kontak mata langsung. Secara tak sadar, hal ini akan memperkuat rasa percaya diri anak. Adanya kontak mata saat menghadapi lawan bicara akan menimbulkan kepercayaan diri bagi seseorang. Namun, jika anak tak nyaman saat melakukan kontak mata, ajarkan dia untuk bicara sambil menatap hidung lawan bicaranya. Dengan beberapa kali latihan seperti ini, kelamaan rasa percaya dirinya akan meningkat dan teknik ini tak lagi dibutuhkan.

2. Ajarkan percakapan pembuka dan penutup.
 
Buatlah sebuah daftar kalimat untuk membuka dan menutup percakapan untuk berbagai kelompok seperti, orang yang belum pernah ditemui, orang yang sudah dikenal, seorang teman baru, dan lainnya. Kemudian latihlah mereka untuk berbicara berhadapan dengan berbagai tipe lawan bicara yang mungkin ditemuinya. Melatih kemampuan dan keberanian secara langsung dengan lawan bicara akan jauh lebih berhasil untuk mengurangi rasa malu anak dibandingkan dengan pembicaraan di telepon.

3. Melatih dalam berbagai situasi sosial. 
Jika kebetulan Anda menghadiri acara yang tidak terlalu formal dan diperbolehkan membawa anak, ajaklah dia dalam acara tersebut sekaligus melatihnya untuk menghilangkan rasa canggung dan malu. Siapkan anak untuk menghadapi acara tersebut dengan menjelaskan situasi yang kemungkinan akan terjadi, begitu juga mengenai orang yang akan mereka temui, sampai apa yang Anda harapkan dari si kecil.

4. Berlatih dengan anak yang lebih muda. 
Philip Zimbardo, psikolog yang kerap menangani masalah menghadapi rasa malu, merekomendasikan sebuah cara untuk mengatasi rasa malu pada anak-anak. Caranya dengan mengelompokkan anak pemalu dengan anak-anak yang usianya lebih muda.


BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Anak pemalu pada umumnya adalah, mewarisi benih-benih pemalu dari orangtua, mempunyai orangtua pemalu sehingga mereka menirunya, mengalami sesuatu yang buruk, diejek teman, cacat tubuh dan rendah diri.Akibatnya adalah kesulitan berteman, berkomunikasi dan berhubungan dengan oranglain sehingga ia menjadi anak penyendiri dan sulit mengungkapkan perasaannya. Rasa malu yang berlebihan mengakibatkan fobia sosial. Jika rasa fobia sosial pada masa anak-anak tidak ditangani dengan benar banyak dampak negatif yang mengancam saat dewasa.Cara membimbing anak pemalu adalah bantu dia membentuk dan memelihara pertemanan, jadilah orangtua yang berperilaku non pemalu agar anak menirunya, bantu anak temukan bakat yang membuatnya merasa special, jangan biarkan anak mengisolasi diri, ajari dan dorong anak untuk bertanggung jawab dan tidak bergantung.
B.     Saran
Ikut sertakan Anak dalam berbagai kegiatan,Anak-anak biasanya dapat menikmati kegiatannya jika ada anak-anak yang lain. Oleh sebab itu, carilah kegiatan yang bisa dilakukan anak bersama dengan anak-anak lainnya. Selain mendapatkan ketrampilan baru, anak Anda pun berkesempatan untuk berinteraksi dan membuat teman baru. Tidak harus ketrampilan yang susah, misalnya untuk anak usia dini, Anda bisa mengikutsertakan anak di playgroup yang memiliki permainan-permainan interaktif; yang melatih dan mengembangkan kemampuan anak serta memiliki teman baru.





DAFTAR PUSTAKA
See more at: http://asalasah.blogspot.com/2013/05/masalah-penyebab-anak-menjadi-pemalu.html#sthash.3KoU788l.dpuf


0 komentar :

Posting Komentar

 

Bimbingan dan Konseling PAUD Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting